T Flow & Eros, Robot Indonesia di Pertandingan International


Tim EEPIS Robotic Research Center (ER2C) Politeknik Elektro Negeri Surabaya (PENS) berhasil menciptakan variasi robot humanoid baru. T-FloW namanya. Rencananya, robot setinggi bocah TK tersebut bersaing dalam kompetisi internasional RoboCup Nagoya Jepang pada 25–31 Juli.

Keunggulan dalam menggocek bola tersebut memang menjadi tujuan utama diciptakannya T-FloW. Robot berbahan aluminium dan akrilik itu disiapkan untuk bertanding di kompetisi RoboCup kategori soccer humanoid.

Ide pembuatan dua robot tersebut bermula dari rasa penasaran tim ER2C ketika sering mengikuti kompetisi robot internasional RoboCup. Dalam kompetisi itu, tim robot dari Indonesia baru bisa mengikuti kategori kid. Padahal, dalam kompetisi RoboCup soccer humanoid, ada tiga ukuran yang dilombakan. Yakni, kid size, teen size, dan adult size. ”Nah, melihat kondisi itu, kami merasa tertantang untuk membuat kategori yang lebih tinggi. Salah satunya kategori teen,” terang Ketua Peneliti ER2C Dadet Pramadihanto.

Pembuatan T-FloW berlangsung setahun. Sebab, tim harus menyiapkan konsep secara matang. Di antaranya, berkali-kali menjajal spesifikasi yang harus dapat dilakukan robot humanoid kategori soccer. Misalnya, kemampuan melihat posisi bola, menggiring, menendang, hingga melihat lawan. Kategori terakhir tersebut menjadi pertimbangan tersendiri bagi tim dalam menyusun T-FloW. ”Ciri robot humanoid adalah mampu mandiri. Salah satunya dapat kembali berdiri ketika tersungkur,” jelas dosen pengajar jurusan teknik komputer itu.

Untuk menjalankan dua robot otomatis tersebut, tim ER2C menggunakan sistem mekanik yang terdiri atas 24 derajat kebebasan (degree of freedom). Sistem tersebut memungkinkan robot bergerak lebih fleksibel. Sementara itu, untuk sensor, T-FloW dilengkapi sensor internalmeasurement unit (IMU) dan sensor kamera stereo sehingga membuatnya mampu mendeteksi objek hingga jarak 10 meter.

Berbeda dengan generasi robot yang sebelumnya dibuat ER2C, T-FloW juga dilengkapi kemampuan melompat, menendang, dan melambung. ”Dua spesifikasi ini memang menjadi tantangan dalam lomba,” terang Ardiansyah Al Farouq, anggota tim ER2C.

Kompetisi tersebut akan diikuti 3.500 peneliti dari 40 negara. Persaingan kompetisi dipastikan berjalan ketat. Sebab, beberapa negara yang memiliki teknologi robot canggih bakal mengikuti kompetisi tersebut. Di antaranya, Jerman, Jepang, Kanada, Inggris, Korea, dan Tiongkok.

Selain kategori teen size, tim ER2C akan mengikuti kategori kid size. Pada kategori itu, tim menyiapkan tiga robot berukuran 60 sentimeter yang bernama Eros. Meski kecil, tiga robot tersebut memiliki tingkat kecepatan gerak cukup tinggi. ”Tahun lalu robot ini masuk empat besar,” jelasnya.

Selain dua kategori jenis robot tersebut, saat ini tim ER2C merancang jenis robot berukuran adult. Robot itu disiapkan untuk kompetisi RoboCup tahun depan. ”Saat ini kami merancang sekaligus menunggu kerja sama investor untuk membiayai proyek ini,” imbuh Dadet.